Friday, February 12, 2016

Kisah Inspiratif : Keadilan Allah untuk penggembala

Assallamuallaikum Agan2 semua.. Hola... Dipagi hari ini ane mau menceritakan kisah inspiratif yang sumbernya dari blog tetangga.. Yaps.. Mau denger apa ndak? yaps.. Kalau mau silahkan disimak ya..

Seorang pemuda yang masih belia tampak
begitu kelelahan dan kehausan. Maka tatkala
tiba di disuatu oase yang bening airnya dengan
tanaman rindang disekelilingnya, Penunggang
Kuda itu menghentikan kudanya dan turun
ditempat tersebut. Ia berbaring, lalu meletakkan sebuah bungkusan disampingnya.

Matahari sangat terik, namun disitu amat teduh,
sehingga tanpa sengaja ia tertidur pulas setelah
memuaskan dahaganya dengan meminum air
bening di oase tadi.


Ketika ia terjaga, matahari mulai condong. Ia
sedang mengejar waktu karena ibunya sakit
keras. Tampaknya ia anak seorang yang kaya
raya, terlihat dari pakaiannya yang mewah dan
kudanya yang mahal. Dengan tergesa-gesa ia
melompat ke punggung kuda dan bungkusannya tertinggal karena ia hanya
berpikir untuk segera tiba dirumah menunggui
ibunya yang sedang sekarat. Bapaknya sudah
meninggal dibunuh orang beberapa tahun yang
lalu.



Tidak lama setelah ia meninggalkan tempat
tersebut, seorang penggembala lewat ditempat
tersebut. ia terkesima melihat ada sebuah
bungkusan kain tergeletak dibawah pohon.
Diambilnya bungkusan itu, lalu dibawanya
pulang kegubuknya yang buruk.


Alangkah gembiranya hati si anak gembala
tersebut tatkala melihat bungkusan tersebut
ternyata isinya emas dan perak yang sangat
berharga. Ia yatim piatu dan masih kecil
sehingga penemuan itu di anggapnya
merupakan hadiah baginya.


Tak berapa lama, seorang kakek yang sudah
bungkuk berjalan terseok-seok melalui oase
tadi. Karena kelelahan ia beristirahat di bawah
pohon yang rimbun. Belum sempat ia melepas lelah, anak muda penunggang kuda
yang tertidur sebelumnya dibawah pohon tadi
datang hendak mengambil bungkusan yang
tertinggal. Tatkala ia sampai, alangkah terkejutnya
pemuda tersebut melihat bahwa dipohon
tersebut tidak lagi menemukan bungkusan
kain. Yang nampak hanyalah seorang kakek.
Maka pemuda itu dengan suara keras bertanya
kepada si kakek, "Mana bungkusan yang tadi
disini ?" "Saya tidak tahu," jawab kakek dengan
gemetar. "Jangan bohong !" bentak si Pemuda. "Sungguh, waktu saya tiba disini, tidak ada apa-
apa kecuali kotoran kambing". jawab si kakek. "Kurang ajar ! Kamu mau mempermainkan
aku ? Pasti engkau yang mengambil
bungkusanku dan menyembunyikan di suatu
tempat .. Ayo kembalikan !" "Bungkusan itu baru kuambil dari kawan
ayahku sebagai warisan yang telah dititipkan
ayahku kepadanya untuk diserahkan kepadaku
kalau aku sudah dewasa, yaitu sekarang ini. Kembalikan !" lanjut si Pemuda "Sumpah tuan, saya tidak tahu," sahut kakek
tersebut makin ketakutan. "Kurang ajar ! Bohong ! Ayo serahkan kembali.
Bila tidak ,tahu rasa nanti" hardik Pemuda tadi. Karena kakek itu tidak tahu apa-apa, maka ia
tetap bersikeras tidak melihat bungkusan
tersebut. Si Pemuda tidak bisa dapat
mengendalikan kemarahannya lagi. Dicabutnya pedang pendek dari pinggangnya dan akhirnya
kakek tadi di bunuhnya. Setelah itu ia mencari
kesana-kemari mencari bungkusan yang ia
tinggalkan. Akan tetapi tidak ditemukan.
Setelah itu ia naik ke punggung kuda dan
memacunya ke rumahnya dengan perasaan marah dan kecewa.


Berita ini ditanyakan kepada Nabi Musa oleh
salah seorang muridnya. "Wahai Nabiyullah,
bukankah cerita tersebut justru menunjukan
ketidak adilan Allah ?" "Maksudmu ?" tanya Nabi Musa. "Kakek itu tidak berdosa tetapi menanggung
malapetaka yang tidak patut diterimanya.
Sedangkan si anak gembala yang mengantungi
harta tadi malah bebas tidak mendapatkan
balasan yang setimpal". "Menurutmu Tuhan tidak adil ?" ucap Nabi Musa
terbelalak. "Masya Allah. Dengarkan baik-baik latar
belakang ceritanya". Kemudian Nabi Musa pun
bercerita. "Ketahuilah, dahulu ada seorang petani
hartawan dirampok semua perhiasan harta
benda miliknya oleh dua orang bandit yang
kejam. setelah berhasil merampok, harta itu
dibagi dua oleh perampok tersebut. Dalam
pembagian harta rampokan tersebut terjadi kecurangan oleh salah seorang bandit yang
tamak sehingga harta rampokkan tersebut
dikuasainya sendiri setelah membunuh
kawannya. Bandit yang tamak itu adalah kakek
yang di bunuh oleh pemuda tadi. Sedangkan
bandit yang dibunuh oleh kakek itu adalah ayah dari pemuda yang membunuh kakek tadi. Disini
berarti nyawa di bayar nyawa. Sedangkan
petani yang hartawan itu adalah ayah dari si
pemuda gembala tadi yang mengambil
bungkusan kain tadi. Itulah keadilan Tuhan.
Harta kekayaan telah kembali kepada yang berhak dan kejahatan dua bandit tadi telah
memperoleh balasan yang setimpal. Meskipun
peristiwanya tidak berlangsung tepat pada
masanya".


Udah ya gan, sekian posting ane.. Semoga bermanfaat.. Salam Blogger
Wassallam

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan Komentari Posting ini, dilarang SPAM atau Menulis link. Kami Akan segera menghapus komentar Anda.. Mohon berkomentar dengan santun dan sopan.. Dilarang menggunakan Kalimat jorok atau Kasar!!